Kamis, 21 Januari 2016

HEBOH!! Tulisan di Prasasti Peresmian Kareta Cepat Jakarta-Bandung yang Ditandatangani Jokowi

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan proyek pembangunan kereta cepat koridor Jakarta-Bandung, Kamis, 21 Januari 2016. Hal itu ditandai dengan ditekannya tombol peresmian oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di kawasan kebun teh Madalawangi Maswati, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.


Dilaporkan oleh merdeka.com, usai peresmian, Jokowi yang didampingi sejumlah menteri kabinet kerja dan sejumlah kepala daerah tingkat I dan II dari DKI Jakarta dan Jawa Barat, terjun langsung ke lokasi pengerjaan yang akan diproyeksikan sebagai salah satu stasiun kereta cepat. Di sana, Jokowi menandatangani prasasti. Jarak tempat peresmian dengan lokasi pengerjaan proyek hanya sekitar 50 meter.

Namun ada yang janggal dengan tulisan di atas prasasti tersebut. Tertera tulisan lokasi dan tanggal peresmian. Lalu di bagian bawahnya tercantum,"Peletakan batu pertama pembagunan kereta cepat Jakarta-Bandung" dan ditutup dengan tandatangan Presiden Jokowi. Terlihat ada salah tulis di kata "pembagunan" yang harusnya "pembangunan".

Foto prasasti ini kemudian menyebar di media sosial. Namun, nyaris semua reaksinya adalah rasa maklum bahwa itu adalah pekerjaan manusia yang khilaf. "Manusia itu tempatnya salah dan lupa," demikian ujar akun bernama Zen Zulkarnaen.(sumber)

Negara Terbaik Dunia 2016, Indonesia Peringkat Berapa?

Indonesia menduduki peringkat 42 dari 60 negara terbaik di dunia tahun ini. Terendah ketimbang lima negara sekawasan.

Yaitu, Singapura menduduki posisi 15, Thailand (21). Kemudian, Malaysia ranking 28, Vietnam (32), dan Filipina (33).

Adapun posisi puncak dipegang Jerman. Diikuti Kanada, United Kingdom, Amerika Serikat, dan Swedia.

Demikian hasil studi terkait negara terbaik dunia tahun ini yang diumumkan pada pertemuan tahunan forum ekonomi dunia (WEF) di Davos, Swiss, kemarin.


Studi tersebut merupakan proyek keroyokan antara U.S. News & World Report, BAV Consulting, dan Wharton School of Business.

Ketiganya hanya memilih 60 negara sebagai obyek studi. Pemilihannya mengacu pada empat benchmark.

Yaitu, daftar seratus negara dengan produk domestik bruto tertinggi 2013 versi PBB, daftar seratus negara dengan kunjungan turis asing terbanyak 2012 kepunyaan Bank Dunia.

Lalu, daftar seratus negara dengan aliran investasi asing terbanyak 2013 dari PBB, daftar 150 negara dengan indeks pembangunan manusia terbaik 2014 milik PBB.

"Negara yang tak ada dalam empat benchmark itu tidak dimasukkan," demikian dilansir usnews.com.

Jika dikalkulasi, 60 negara terpilih menguasai 90 persen PDB dan 75 persen populasi penduduk dunia.

Adapun survei dilakukan terhadap 16.248 individu di 36 negara tersebar di empat kawasan: Amerika, Asia, Eropa, Timur Tengah, dan Afrika.

Sementara penilaian dilakukan atas sembilan faktor. Diantaranya, pengaruh kultur, kewirausahaan, kewarganegaraan, keterbukaan bisnis, kualitas hidup, dan lainnya.(sumber)

Minggu, 10 Januari 2016

Ucap Salam Penutup, Megawati Keseleo Lidah

Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mendadak terbata-bata pada saat menyampaikan kalimat penutup dalam pidatonya di Rakernas PDIP.

Putri dari Presiden pertama Soekarno tersebut keseleo lidah saat mengucapkan Allah subhanahu wa wa'ala.

"Subuhan wa ta'ala," katanya di JI EXPO, Kemayoran, Jakarta, Minggu (10/1/2015).

Saat akan mengucap salam di penutup, Megawati kembali keseleo lidah pada saat mengatakan wasalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Dia sempat mengulang kata-kata itu sebanyak dua kali, namun tetap saja salah. Mega bukan mengucapkan 'wabarakatuh' tetapi 'wabarakatih'.

"Wasalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatih," katanya yang setelah itu mememikkan kata merdeka kepada ribuan kader PDIP.(Sumber)

Umat Yahudi Prancis Ramai-Ramai Hijrah ke Israel

Perdana Menteri Prancis, Manuel Valls menyesalkan meningkatnya jumlah kepergian Yahudi Prancis ke Israel. Pernyataan Valls itu diungkapkan ketika bertemu pemimpin Yahudi di peringatan serangan satu tahun ke kantor Charlie Hebdo, Sabtu (9/1) malam.

Peringatan itu merupakan bagian dari upaya untuk meredakan ketegangan agama di Prancis, sekalius memperingati serangan ke kantor majalah satir Charlie Hebdo. Tetapi, ketegangan antara umat Yahudi dan Muslim Prancis tetap tinggi lantaran dalam satu tahun terakhir ekstrimis menewaskan lebih dari 150 orang dalam berbagai serangan.

Valls bergabung dengan keluarga korban guna menandai peringatan penembakan 9 Januari di pasar Hypercacher. "Prancis tidak akan menjadi Prancis tanpa umat Yahudi," katanya.

Menurut angka dari Badan Yahudi, umat Yahudi dalam jumlah besar dan lebih besar meninggalkan Prancis karena tidak lagi merasa aman di rumahnya. Beberapa karena kekhawatiran keamanan setelah pengepungan pasar tahun lalu.

Mereka mengklaim antisemit di Prancis sangat tinggi saat ini. Karenanya, mereka mendesak pemerintah Prancis menekan jumlah ekstrimis. "Ini jenis peristiwa yang terjadi lagi dan lagi," kata seorang warga Paris, Rachel Benecmous.(sumber)

Inilah Motif Kritik Megawati ke Presiden Jokowi

Pernyataan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri soal pengembalian fungsi dan wewenang Majelis Permusyawaratan Rakyat untuk mengatur Garis Besar Haluan Negara (GBHN) mendapat respons publik. Menurut pengamat politik dari Poltracking Indonesia, Hanta Yuda, pernyataan itu ada motifnya.

Salah satunya, partai tersebut ingin berperan lebih banyak dalam pemerintahan. Namun, uapaya itu belum terwujud. "PDIP sulit mengontrol Presiden Joko Widodo," kata Hanta ketika dihubungi, Minggu, 10 Januari 2015.

Kesulitan PDI Perjuangan mengontrol pemerintah, kata Hanta, terlihat dari sikap partai dalam satu tahun terakhir, yang cenderung lebih tajam dibandingkan dengan partai yang mengambil peran oposisi.

Masih menurut Hanta, PDI Perjuangan terkesan belum sepenuhnya mendukung presiden karena permintaannya belum dipenuhi oleh pemerintah. Hanta tidak menjelaskan apa permintaan itu. Namun, kata Hanta, sebagai partai pemenang pemilu, mestinya bisa memperbaiki komunikasi dan negosiasi dengan pemerintah. "Rakernas menjadi momentum PDIP memperbaiki hubungan dengan presiden," katanya.

Pernyataan Megawati itu disampaikan dalam acara pembukaan Rapat Kerja Nasional PDI Perjuangan di Jakarta Kemayoran Expo, Minggu, 10 Januari 2015. Dalam acara tersebut, Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla hadir.

Hanta menambahkan, jika PDI Perjuangan ingin gagasannya diakomodasi, maka pola pembangunan jangka panjang atau Garis Besar Haluan Negara, pemerintah harus duduk bersama dengan Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah. "Karena perlu penataan ke daerah," katanya.

Sebenarnya, kata Hanta, pemerintah sudah punya program serupa dengan nama Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional. Namun, program itu kurang berhasil karena ada perbedaan di tingkat pusat dan di daerah. "Harus hati-hati dan punya grand design yang jelas," ujarnya. (sumber)

Rabu, 06 Januari 2016

Saksi Hidup Kerusuhan Mei 1998 Dosen TRISAKTI

Saya sudah berjanji untuk mengangkat terus kasus kerusuhan mei 1998, sampai tragedi ini kembali di usut sampai tuntas, hari ini saya ingin menulis artikel dari seseorang saksi sejarah di kerusuhan mei 1998 langsung saja, berikut isi artikel nya.

Saksi Hidup Kerusuhan Mei 1998 ( Pemerkosaan Gadis Tionghoa besar-besaran)

Kebetulan yang menjadi saksi sejarah ini adalah ayah saya sendiri karna beliau merupakan dosen penguji di fakultas kedokteran trisakti. Sekaligus dokter yang berpraktik di rumah sakit cipto mangunkusumo. jadi menurut saya, ayah saya ini merupakan saksi sejarah dari peristiwa kerusuhan mei 1998. inilah beberapa kesaksian dan hipotesis ayah saya.

Tidak ada yang dapat membantah bahwa peristiwa kerusuhan mei 1998 berkait dengan kasus Trisakti 1998 yang terjadi sehari sebelumnya. Banyak ahli atau orang awam yang berpendapat bahwa peristiwa Trisakti yang menyebabkan terjadinya peristiwa ini tetapi ada pula yang berpikir lain, peristiwa ini merupakan design besar dan Trisaksi menjadi salah satu bagian darinya. Apapun itu, yang jelas peristiwa ini tidak terjadi dengan begitu saja, pasti ada penyebabnya.

Sebenarnya, jika kita cermati, Kerusuhan Mei' 98 telah dimulai sejak 2 Mei 1998 di Medan,Sumatera utara. Saat itu, terjadi demontrasi mahasiswa yang berakhir bentrokan. Peristiwa ini kemudian berlanjut hingga tanggal 4, Sekelompok pemuda melakukan dan pembakaran di beberapa titik/daerah di Medan. Massa yang berada disekitarnya terpancing untuk melakukan perusakan beberapa bangunan dan menyerang apart keamanan. Saat itu, sentimen anti polisi berkembang sehingga beberapa kantor dan pos polisi menjadi sasaran amuk massa. Mahasiswa berusaha mengendalikan situasi tetapi gagal karena telah meluas.

Setelah peristiwa Trisaksi terjadi, Jakara menjadi kota yang mencekam. Jauh hari sebelumnya, isu bahwa akan terjadi kerusuhan besar sudah santer di kampung-kampung. " Saya sudah dengar sih beberapa hari sebelumnya kalau mo ada kerusuhan, tapi nggak kebayang anak saya jadi korban" ungkap salah satu ibu korban di bilangin Klender. Demikian halnya dengan isu yang berbau anti cina mulai terdengar beberapa minggu sebelumnya, Walaupun hanya dari mulut ke mulut. Isu-isu tersebut disebarkan oleh orang yang tidak dikenal dan bukan berasal dari kampung tersebut.

Keesokan hari setelah terjadinya penembakan terhadap mahasiswa di Trisaksti, bilangan Splipu mulai "panas" dengan aksi yang dilakuka oleh massa yang tidak dikenal. Mereka mulai melakukan pelemparan dan pembakaran ban di jalan. Aksi yang serupa terjadi di beberapa daerah dalam waktu yang serempak. Sekitar pukul 10.00 - 13.00 Cipulir, Salemba, Jatiegara, Klender, Tangerang, Cikini, Slipi, Pasar Minggu dan Tanah Abang mulai terjadi pelemparan yang dilakukan oleh sekelompok remaja berpakaian sekolah.

Menurut data dari Tim Relawan untuk kemanusiaan (TRK) dan diperkuat hasil penyelidikan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF), kelompok tersebut sangat sulit di identifikasi namun mempunyai banyak kesamaan, yaitu:
Berpakaian seragam sekolah
Berbadan Tegap
Rambut Cepak
Memakai sepatu boot (Militer) dengan wajah sangar
mempersiapkan berbagai perlengkapan kerusuhan seperti batu, cairan pembakar dan alat pembakar
Mereka ditempatkan dengan menggunakan alat transportasi seperti truk dan kendaraan bermotor lainnya.


Pola kerusuhan yang terjaid adalah setelah melakukan pelemparan, mereka kemudian melakukan perusakan beberapa toko yang dilanjutkan dengan melakukan penjarahan sambil berteriak mengajak massa lainnya untuk masuk. massa - masyarakat yang menonton kemudian ikut melakukan penjarahan. beberapa barang di keluarkan kemudian dibakar oleh sekelompok orang. Setelah massa tersebut mulai masuk, kelompok yang tadi memulai kemudian mundur dan menghilang. Di beberapa daerah seperti pasar minggu dan Klender, Pembakaran dilakukan oleh kelompok yang tidak dikenal tersebut dengan menyiramkan bensin dan kemudian membakarnya.

Peristiwa ini terus berlangsung hingga tanggal 15, dimana terjadi juga peristiwa perkosaan dan pelecehan seksual terhadap perempuan yang mayoritas berasal dari etnis Tionghoa. Peristiwa ini tidak dapat dipaparkan karena data yang dimiliki saat ini masih sangat minim dan sangat sensitif. Namun, bukan berarti bahwa peristiwa ini tidak terjadi atau tidak dapat dibuktikan.

Aparat keamanan yang sebelumnya begitu "tegas" menindak setiap aksi yang terjadi, seperti menghilang saat terjadinya peristiwa ini. Konsentrasi aparat keamanan terlihat di daerah Menteng. Cilangkap dan beberapa wilayah Sudirman. Terdapat beberapa fakta yang membuktikan bahwa terjadi penarikan pasukan ke Mabes Tni dan pasukan bantuan dari luar Jakarta tidak langsung diturunkan untuk mengamankan kota. Kerusuhan ini tampak seperti dibiarkan terjadi tanpa ada usaha untuk mencegahnya.

Korban

Pada kerusuhan Mei, Tim Relawan untuk kemanusiaan (TRK) mencatat korban yang jatuh berjumlah 1.190 orang akibat terbakar, 27 orang akibat senjata/ dan lainnya, 91 luka-luka. Angka diatas belum termasuk korban kekerasan seksual di beberapa kota.

Inilah hipotesis ayah saya
Sebelum kerusuhan MEI 1998: Soeharto telah memerintahkan menantunya Prabowo untuk membereskan aktivis2 dari mahasiswa, LSM, dll yang telah merongrong wibawanya.
Prabowo melaksanakan dengan melakukan penculikan, intimidasi, dan pembunuhan para aktifis dan mahasiswa " militan " itu, dilaksanakan oleh pendukung setia nya seperti : Kivlan Zein ( dijuluki Mayjen " Kunyuk" oleh Gus Dur), Muchdi, Sjafrie Syamsuddin, Zakky Makarim, dll. Didukung oleh Feisal Tandjung.

Sampai pada puncaknya Demonstasi gabungan oleh mahasiswa Trisaksti yang sangat menghujat Soeharto dengan tulisan2 di tembok2 kampus, jembatan layang Grogol ( "Soeharto anjing", "koruptor bangsa", "Gantung Soeharto", dll).
Soeharto habis kesabarannya sehingga menyuruh Wiranto dan Prabowo "membereskan" mahasiswa Trisakti dan menghentikan demonstari mereka dengan segala cara.

Wiranto dan Prabowo menyusun rencana untuk menghentikan demonstari mahasiswa dengan cara: pertama- tama Soeharto harus ke luar negeri dulu (Mesir) agar dia punya alibi di mata internasional, bahwa bukan dia penggagas-nya, lalu mereka menyiapkan sniper / penembak jitu di jembatan layang Grogol yang menyamar sebagai Brimob dan menembak beberapa mahasiswa Trisaksi yang sedang berdemo di kampus - dilaksanakan tanggal 12 Mei 1998

Besoknya (tgl 13 Mei 1998) dilaksanakan kerusuhan terbatas sekitar Trisaksi / Daan Mogot dan Kyai Tapa dengan memakai preman2, pasukan Tidar (drop put Akabri yang direkrut Prabowo) yang menyamar memakai baju seragam SMA dan jaket almamater Trisakti membakar pom bensin dan toko-toko ( lihat laporan Tim Relawan dan TGPF). Mereka sebelumnya sudah berteriak2 memanggil mahasiswa2 di dalam kampus untuk bergabung ke jalan, namun ditolak oleh mahasiswa ( menurut kesaksian mahasiswa2 ). Berikutnya pos2 polisi dibakar juga beberapa buah, untuk membuktikan bahwa " mahasiswa/rakyat" membalas dendam atas "kebringasan polisi menembak mahasiswa".

Pos - pos polisi juga dibakar ( polisi yang sudah tahu, telah mengungsi dan membiarkan pos nya kosong) untuk menamkan kepercayaan bahwa "mahasiswa dan masyarakat membalas dendam atas tertembaknya mahasiswa Trisakti".

Direncanakan setelah itu kerusuhan dipadamkan dengan korban yang cukup besar (nyawa dan harta benda), sehingga segala demonstrasi mahasiswa akan dilarang secara hukum karena mahasiswa demonstran itu " telah mengakibatkan ekses kerusuhan". dan kehancuran aset dan kehilangan nyawa manusia.

Pada saat itu Prabowo mempunyai rencana / agenda tersendiri untuk mencapai cita2nya untuk menjadi Pangab dan menggeser Wiranto.

Hal ini sudah direncanakan jauh2 hari namun saat itulah yang paling tepat dilakukan, bersama - sama dengan geng - nya seperti yang di sinyalir oleh Gus Dur sebagai " otak kerusuhan" berinisial ES ( Eggy Sudjana), As (Adi Sasono), Fadli Zon, Gogon ( Ahmad Soemargono - KISDI), dll.

Prabowo segera menghimpun anak buahnya pasukan Tidar, pncak silat Kisdi, preman2 Cengkarang, Tanah Abang, Pemuda Pancasila, dll untuk melaksanakan proyeknya berupa pembakaran Glodok building, Harco, Orion Plaza dan sekitarnya juga diperluas sampai ke Mall2 di seluruh Jakarta disertai pembakaran hidup2 lebih dari 1.000 orang untuk mendramatisasi keadaan yang kacau,

Pemerkosaan terhadap perempuan2 etnik Cina dilakukan untuk "Shock Therapy" agar sebagian besar orang Cina kabur ke luar negri atau bersembunyi. Juga agar jika ada saksi mata orang Cina yang masih hidup, dapat diancam (karena sebagian data2 dirinya, KTP diambil), dipermalukan dll. Setelah itu jika mereka takut kembali, aset-asetnya dapat disita

Setelah Prabowo nantinya " berkuasa" akan diterapkan sistem ekonomi rasialis/diskriminatif ala Malaysia, karena dianggap " Masyarakat juga membenci orang2 Cina yang menguasai ekonomi". Beberapa minggu sebelumnya mereka telah beraudiensi ke UMNO ( berdasarkan berita surat kabar akhir april 1998). bukan kebetulan jika "kerusuhan rasialis" yang di rekayasa UMNO/Mhathir adalah tanggal 13 Mei 1969! (berdasarkan tulisan Duncan Campbell, "When Mobs Turn On The Merchants"). Setelah itu mereka bisa memelihara beberapa oknum pengusaha cina dan suku2 lainnya yang mau berkolaborasi (KNN) dengan mereka.

Tujuan lain Prabowo dengan memperluas kerusuhan adalah untuk mendiskreditkan Wiranto agar dianggap tidka becus oleh Soeharto dalam mengisolasikan kerusuhan sehingga Wiranto diturunkan dan diganti Prabowo yang seolah-olah melalui anak buahnya Sjafrie Sjamsuddin (Pangdam V Jaya waktu itu) berhasil mengatasi situasi di hari ke - 4 dengan berkeliling naik panser.

Wiranto yang ada pada waktu kerusuhan tidak mendapat pasukan segera mengontak anak buah setia nya Djaja Suparnam dari Kodam Siliwangi untuk mensuplai pasukan, dan terbang ke Malang. Sjafrie S telah mengacak-acak keberadaan pasukan Kodam V dan sebagian di suruh berdiam di markas, sementara pasukan Kostrad dibawah kendali Prabowo, sehingga tidak cukup suplai pasukan bagi Wiranto untuk memadamkan kerusuhan yang telah "merembet ke seluruh Jakarta".

Soeharto pulang dari Mesir dan langsung memanggil mereka.
Namun situasi sudah keburu memanas di mana gabungan kekuatan mahasiswa telah bergerak menduduki gedung DPR / MPR

Ketua MPR Harmoko "berkhianat" bersama-sama dengan wakil2nya (Syarwan Hamid, dll) menganjurkan Soeharto agar turun tahta. Dia sakit hati karena rumahnya di Solo juga dibakar.
Wiranto berusaha membela dengan mengatakan itu adalah pendapat pribadi Harmoko bukan sebegai ketua MPR.

Mahasiswa2 dan banyak lagi LSM lain mengultimatum akan mengadakan demonstrasi besar2an tgl 20 mei 1998.

Para mentri kabinet mengancam akan mengundurkan diri jika Soeharto terus bertahan.
Presiden Clinton kemungkinan besar menelpon/mengultimatum Soeharto agar segera turun tahta sebelum terjadi pertumpahan darah yang hebat antara mahiswa dan tetara. (Menurut siaran radio BBC dan Hong Kong yang di pantau pada hari itu). Dengan menyiapkan armada VII nya untuk merapat ke Tanjung Priok.

Soeharto menyerah dan mengundurkan diri setelah Habibie & Wiranto meyakinkan dia untuk membela dia dan keluarganya jika dia mundur.

Mahasiswa2 dan Demonstran2 lainnya dibersihkan, kemungkina oleh Wiranto/Habibie dari gedung MPR/DPR dengan memakai Pemuda Pancasila, Pecnak Silat KISDI, preman yang bersenjatakan golok dan di-back up oleh Kostrad. "beruntung", Marinir menetralisir keadaan dengan " membantu mengawal" mahasiswa keluar komplek MPR/DPR, dengan alasan Soeharto telah lengser keprabon.
Wiranto yang telah mengetahui apa yang terjadi dan telah mengkonsolidasikan kekuatan/pasukannya, sangat marah dengan Prabowo dan mengadakan deal/kesepakatan dengan Habibie untuk menyingkirkannya dan mencopot jabatannya sebegai Pangkostrad saat itu juga.

Prabowo marah dan mengepung istana dan meminta Habibie untuk meninjau ulang keputusannya ( lihat wawancara Habibie dengan koran Jerman Der Spriegel), namun Habibie tetap membela Wiranto.

Mamiek sangat marah dengan Prabowo dan menudingnya " kamu pengkhianat jangan injak rumah saya lagi!" pada waktu ada pertemuan keluarga.
Sejak itu Prabowo diasingkan oleh keluarganya dan Wiranto, Sehingga kabur Ke Jordania menemui teman akrabnya Pangeran (waktu, Sekarang Raja) Jordania.

Prabowo pernah mau pulang pada akhir tahun 1998, namun di sindir Gus Dur: "Jangan Pulang, nanti digebuki preman - preman Cengkarang" maksudnya preman2 Cengkareng yang dipakai juga buat melakukan kerusuhan itu mungkin akan menagih janji ( mungkin belum dibayar atau banyak teman2nya yang dibunuh setelah misi memperkosa, menjarah, membunuhnya, selesai).
Sekarang dengan jatuhnya Wiranto, Prabowo merasa lebih aman, dan mau mencuci namanya dengan menerbitkan buku.

Lihat betapa rumit permasalahannya dan melibatkan begitu banyak orang. Sehingga memang tidak mudah untuk mengadili Prabowo, karena dia bisa-bisa "menyanyi"/ mengaku, dan ujung2 nya Soeharto, Wiranto, Feisal Tandjung dll bisa terkena juga.

Berikut ini adalah isi artikel nya... biarlah anda yang menilai cerita kisah tersebut.. yang saya ambil dari cerita ini dan sangat saya sesalkan kenapa harus ada korban apakah pantas sebuah kursi ke presiden diperebutkan sampai harus mengorbankan manusia tidak berdosa dan wanita korban pemerkosaan harus menanggung dampak nya sampai akhir hidupnya.menurut saya, Walaupun pemimpin negara ,Apabila terbukti bersalah harus di adili... Perbuatan salah harus ada hukumannya.(sumber)

Pengamat: ‘Dijaga’ Media Massa Pendukung, Jokowi Telah Jago Akting Depan Kamera

Joko Widodo menjadi Presiden RI paling narsis dibandingkan dengan presiden-presiden sebelumnya. Didukung dan dijaga media massa pendukung, Jokowi telah menjadi jagoan akting di depan kamera.

Sindiran itu disampaikan pengamat politik Muhammad Huda menanggapi aksi terbaru Presiden Jokowi di depan media. Jokowi meminta fotografer untuk mengabadikan aksinya melepas ratusan kodok di Istana Bogor. Jokowi juga sempat berakting saat menikmati sunrise 2016 di Raja Ampat.

“Kalau anak muda sekarang, istilahnya Jokowi itu narsis, tidak ada Presiden RI senarsis Jokowi. Ini menunjukkan bahwa Jokowi ingin dirinya dianggap hebat,” tegas Muhammad Huda dalam pernyataan kepada intelijen (04/01).

Menurut Huda, dari berbagai akting Jokowi itu akan menunjukkan kepada rakyat Indonesia bahwa kerja yang dilakukan Jokowi selama ini hanya pencitraan saja. “Terbukti blusukan masuk hutan yang dibakar, ternyata kalah di pengadilan,” sindir Huda.

Huda mengatakan, pencitraan Jokowi tersebut sangat didukung oleh banyak media yang mendukungnya. “Media tidak ada yang mengkritisi Jokowi. Semua mengamini apa yang dikeluarkan Istana,” jelas Huda.

Sebaliknya, kata Huda, jika aksi seperti Jokowi itu dilakukan Susilo Bambang Yudhoyono tentu reaksi media massa berbeda. “Akan banyak media yang mengkritik dengan meminta komentar pengamat, anggota DPR yang berseberangan dengan SBY. Nampaknya media sekarang ini sudah dikondisikan ‘mengamankan’ Jokowi,” pungkas Huda.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo diberitakan telah melepas 190 ekor burung di Kebun Raya Bogor, Jawa Barat. Tak hanya burung, Jokowi juga melepas ratusan ekor kodok dan biawak.

Informasi yang dihimpun dari fotografer Presiden Joko Widodo, Agus Suparto, acara pelepasan satwa itu dilakukan Jokowi usai berkegiatan di acara Car Free Day Kota Bogor, Jawa Barat (03/01). Acara pelepasan merupakan acara pribadi dan tanpa keprotokolan Istana Kepresidenan. (sumber)

Metro TV Kembali Fitnah Umat Islam! "Wahdah Islamiyah" Masuk Daftar Teroris

Umat Islam lagi-lagi disudutkan dengan pemberitaan METRO TV.

Dalam siarannya kemarin METRO TV memberitakan jaringan teroris di Indonesia yang salah satunya adalah WAHDAH ISLAMIYAH, sebuah lembaga dakwah ternama di Indonesia timur dengan markasnya di Makassar.

Tentu siaran METRO TV ini langsung menuai protes dari umat Islam. METRO TV telah memfitnah Wahdah Islamiyah dan Umat Islam.

"Harap @Metro_TV tidak mengulang fitnah murahan kpd Wahdah Islamiyah," ujar ustadz Fahmi Salim melalui jejaring twitter di akunnya @Fahmisalim2, Senin (4/1).

Wakil Sekjen Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) ini juga mencamtumkan link berita tahun 2010 yang jelas menyatakan Wahdah Islamiyah bukan organisasi teroris.

Begitupun dengan ustadz Yusuf Mansur, beliau mengklarifikasi akan Wahdah Islamiyah.

"Wahdah Islamiyah, dg pimpinannya yakni Ust Zaitun, bukan lembaga teroris & bukan pula jaringan teroris. InsyaaAllah saya mengenal dg baik," kata ust YM melalui akun twitternya @Yusuf_Mansur, Senin (4/1), menanggapi fitnah METRO TV.

Bukan kali ini saja berita METRO TV menyudutkan dan meresahkan umat Islam. Dulu METRO TV menuduh lembaga ROHIS sebagai cikal bakal teroris.(sumber)

Selasa, 05 Januari 2016

Setahun Dipimpin Jokowi, Jumlah Orang Miskin Tambah 780 ribu

Badan Pusat Statisttik (BPS) Indonesia mencatat jumlah penduduk miskin Indonesia sebanyak 28,51 juta jiwa atau 11,13 persen dari total penduduk sampai September 2015. Angka tersebut naik 780 ribu jiwa atau 2,81 persen dibandingkan jumlah orang miskin pada periode yang sama di 2014 sebanyak 27,73 juta jiwa.

Uniknya, Kepala BPS Suryamin lebih senang membandingkan jumlah penduduk miskin pada September 2015 dengan Maret 2015 yang disebutnya terjadi penurunan jumlah penduduk miskin sebanyak 80 ribu jiwa.

Ia mengatakan penurunan jumlah penduduk miskin selama enam bulan tersebut merupakan indikator pulihnya perekonomian masyarakat dari dampak pencabutan subsidi harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium pada November 2014 silam.

“Setelah harga BBM naik tentu ada upaya bantuan sosial untuk kesehatan dan pendidikan serta bantuan raskin. Sehingga angka kemiskinan selama Maret hingga September menurun,” jelas Suryamin dalam konferensi pers di kantor pusat BPS, Jakarta, Senin (4/1).

Ia juga menyebut inflasi yang relatif rendah sangat membantu penurunan jumlah penduduk miskin selama 2015. Turunnya sejumlah komoditas pangan dan bahan makanan juga menjadi faktor penurunan jumlah penduduk miskin tersebut.

Salah satunya adalah penurunan harga eceran beras nasional di 2015. Suryamin mencatat harga beras eceran turun 0,92 persen dari harga Rp 13.089 per kilogram (kg) pada Maret 2015 menjadi Rp 12.968 per kg pada September 2015. Selain beras, harga minyak goreng juga tercatat turun 2,8 persen.

“Harga kelapa sawit (Crude Palm Oil) juga sedang turun dan ini juga jadi bagian konsumsi masyarakat menengah ke bawah, jadi sangat membantu,” jelasnya.

Garis kemiskinan selama periode Maret-September 2015 naik sebesar 4,24 persen yaitu dari Rp 330.776 per kapita per bulan pada Maret 2015 menjadi Rp 344.809 per kapita per bulan pada September 2015.

Peranan komoditas makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditas non makanan.

Secara demografi, jumlah penduduk miskin paling banyak mendominasi di pulau Jawa, Tercatat sebanyak 15,31 juta jiwa penduduk miskin tersebar di pulau Jawa.

Sementara sisanya tersebar di Sumatera sebesar 6,31 juta jiwa, Bali dan Nusa Tenggara 2,18 juta jiwa, pulau Sulawesi 2,19 juta jiwa, Maluku sebanyak 1,53 juta jiwa, dan Kalimantan 0,99 juta jiwa.(Sumber)

Ini Pesan Guru Besar UI untuk Jokowi: “Asu Gedhe Menang Kerahe”

ASEAN, termasuk Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 sebagai derivatnya, adalah “forum kerjasama”. Dalam kerjasama tidak boleh ada yang dirugikan, keduanya harus win-win, tidak boleh terbentuk “the winner-take-all market”.

Peringatan itu disampaikan Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) Sri Edhi Swasono terkait pelaksanaan pasar bebas ASEAN.

“Kalau dalam suatu kerjasama MEA kita dirugikan ya kita tolak toh, tidak kita izinkan lah, atau kita tangguhkan,” tegas Sri Edhi Swasono (04/01).

Kata Sri Edi, kerjasama ASEAN bukan ajang penyerahan atau penjualan kedaulatan nasional. MEA tidak boleh mencederai kedaulatan. Jangan menari atas gendang kapitalistik. Siapa saja yang melihat atau membiarkan MEA sebagai ancamam berarti mengidap atau termakan oleh mindset neoliberalisme-kapitalistik.

“Pemimpin Indonesia harus tampil tegas memimpin ASEAN dan berwibawa untuk menjaga khitah asli ASEAN Charter sebagai forum kerjasama sehingga MEA sebagai derivat ASEAN tidak diserobot dan berubah menjadi kepajangan tangan odeologi kapitalisme global,” jelas Sri Edi.

Sri Edi mengingatkan, jangan sampai MEA menjadi forum “asu kerah” (anjing bertarung) saling mengintip kelemahan sesama anggota ASEAN, bukan sebaliknya saling mperkukuh, isi mengisi dan melengkapi, saling menjalin complementarities dan maju bersama bersinergi, memegang teguh win-win principle.

“Ingat primbon Jawa: “Asu gedhe menang kerahe” (anjing besar menang bertarung),” pungkas Sri Edi

Untung Pak Jokowi Yang Jadi Presiden

BETAPA KELAMNYA NASIB BANGSA ANDAI SAAT PILPRES JOKOWI KALAH

Mendengar transkrip rekaman Reza Khalid, Setya Novanto dan Maarof Syamsudin sungguh membuat bulu kuduk berdiri. Betapa tak terbayangkan andai kemarin Jokowi kalah. Riza Khalid dan konco konconya akan merampok habis habisan kekayaan negara. Riza Khlaid cs bisa semau gue karena telah membantu dana gila gilaan untuk kampanye Prabowo. Gila cing!!!...Setengah Trilyun uang pribadi Riza Khalid untuk Prabowo. Itu uang apa kertas koran ya?

Betapa seram dan kelamnya masa depan bangsa kita ini jika kawanan perampok itu berhasil berkuasa.

Bersyukurlah kita, rakyat Indonesia tidak buta dan tuli. Rakyat Indonesia tahu mana yang baik dan jahat. Tuhan masih sayang sama negara bangsa kita.

Kita rapatkan barisan. Kita bersatu padu mengawal Presiden Jokowi dari perampok jahat yang mengitari Presiden Jokowi.

Kekuatan Jokowi itu adalah rakyat.

Kata Birgaldo Sinaga

Senin, 04 Januari 2016

Cap Petugas Partai, Presiden Galau Rombak Kabinet?

Cap atau stempel sebagai petugas partai membuat Presiden Jokowi dinilai selalu dibayangi kegalauan saat muncul desakan perombakan kabinet. Pasalnya, jabatan menteri tidak lepas dari incaran kekuatan politik atau parpol.

“Setiap menghadapi desakan perombakan kabinet, publik memandang Presiden Jokowi diliputi kebimbangan. Ini antara lain akibat predikat yang melekat sebagai petugas partai pada diri Jokowi,” papar Ariady Achmad, aktivis masyarakat madani di Jakarta, Senin (4/1/2016).

Akibatnya, Presiden Jokowi dinilai tak leluasa menggunakan hak prerogratif yang digenggamnya. Sehingga urusan kabinet tidak sepenuhnya berada dalam kendali Jokowi. Hal ini berimplikasi pengelolaan pemerintahan juga tidak semuanya dalam tangan dan kekuasaannya.

Ariady mengingatkan agar Presiden Jokowi mengembalikan hak prerogratif dalam mengambil keputusan mengenai kabinet. Sebab, hak ini dijamin oleh konstitusi. Meski tetap mempertimbangkan konstalasi kekuatan politik, namun sebaiknya sebatas untuk membangun konsolidasi.

“Jika hak prerogratif ini di tinggalkan Presiden, bisa membuat merosotnya kepercayaan masyarakat atau publik. Ini yang sangat penting diperhitungkan Jokowi. Jangan sampai setiap reshuflle kabinet menciptakan ketidakpercayaan publik,” ujar Ariday.

Diakui dilema yang dihadapi Presiden Jokowi tidak mudah. Apalagi tekanan bukan hanya dari partai pendukung, namun kini juga ada tuntutan partai yang sebelumnya beroposisi minta jatah kursi menteri. Jika tidak tepat mengambil langkah bisa memicu kegaduhan baru.(sumber)