Selasa, 05 Januari 2016

Ini Pesan Guru Besar UI untuk Jokowi: “Asu Gedhe Menang Kerahe”

ASEAN, termasuk Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 sebagai derivatnya, adalah “forum kerjasama”. Dalam kerjasama tidak boleh ada yang dirugikan, keduanya harus win-win, tidak boleh terbentuk “the winner-take-all market”.

Peringatan itu disampaikan Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) Sri Edhi Swasono terkait pelaksanaan pasar bebas ASEAN.

“Kalau dalam suatu kerjasama MEA kita dirugikan ya kita tolak toh, tidak kita izinkan lah, atau kita tangguhkan,” tegas Sri Edhi Swasono (04/01).

Kata Sri Edi, kerjasama ASEAN bukan ajang penyerahan atau penjualan kedaulatan nasional. MEA tidak boleh mencederai kedaulatan. Jangan menari atas gendang kapitalistik. Siapa saja yang melihat atau membiarkan MEA sebagai ancamam berarti mengidap atau termakan oleh mindset neoliberalisme-kapitalistik.

“Pemimpin Indonesia harus tampil tegas memimpin ASEAN dan berwibawa untuk menjaga khitah asli ASEAN Charter sebagai forum kerjasama sehingga MEA sebagai derivat ASEAN tidak diserobot dan berubah menjadi kepajangan tangan odeologi kapitalisme global,” jelas Sri Edi.

Sri Edi mengingatkan, jangan sampai MEA menjadi forum “asu kerah” (anjing bertarung) saling mengintip kelemahan sesama anggota ASEAN, bukan sebaliknya saling mperkukuh, isi mengisi dan melengkapi, saling menjalin complementarities dan maju bersama bersinergi, memegang teguh win-win principle.

“Ingat primbon Jawa: “Asu gedhe menang kerahe” (anjing besar menang bertarung),” pungkas Sri Edi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar