Kamis, 10 Desember 2015

Keberhasilan Arsenal Manfaatkan Transisi Bertahan Olympiakos yang Buruk

Arsenal lega karena lolos dari lubang jarum. Mereka memastikan diri lolos ke babak 16 besar Liga Champions usai mengalahkan Olympiakos di laga terakhir fase grup, Kamis (10/12) dini hari WIB.

Mengalahkan Olympiakos di kandang mereka bukanlah perkara mudah. Pasalnya, rekor Olympiakos kala berlaga di kandang sendiri cukup mengerikan. Sebelumnya, tuan rumah baru kalah satu kali dari 26 laga kandang seluruh kompetisi. Sementara Arsenal baru menang satu kali dari lima partai tandang terakhirnya.

Namun, Arsenal berhasil memenangi laga terakhir pada fase Grup F Liga Champions tersebut. Bahkan mereka mengalahkan Olympiakos dengan mencetak tiga gol tanpa balas di Stadion Georgios Karaiskakis. Seluruh gol Arsenal pada laga itu diborong Olivier Giroud, masing-masing pada menit ke-28, ke-48, dan ke-66 (lewat tendangan penalti).
Arsenal pun mempertahankan rekor selalu lolos ke babak 16 besar Liga Champions. Sementara peluang Olympiakos untuk lolos dipastikan tertutup, walau punya poin yang sama dengan Arsenal, yakni sembilan. Akan tetapi The Gunners, menang selisih gol dalam dua pertemuan dengan Olympiakos (5-3).

Kemenangan Arsenal cukup mengejutkan. Mereka tidak diperkuat delapan pemainnya yang sedang cedera. Sedangkan kubu tuan rumah lebih beruntung. Olympiakos hanya tidak bisa diperkuat Giannis Maniatis dan Andreas Gianniotis yang juga tengah cedera.

Olympiakos menurunkan formasi 4-2-3-1 dengan Brown Ideye sebagai ujung tombak. Arsenal juga sama, menurunkan formasi 4-2-3-1.

Lubang-lubang yang Ditinggalkan Olympiakos

Kendati sedang unggul poin atas Arsenal di klasemen, Olympiakos tidak main aman begitu saja. Mereka tampil menyerang. Untuk membongkar pertahanan Arsenal, Olympiakos mengandalkan serangan lewat kedua sayap mereka.

Serangan melalui sisi kiri menjadi andalan Thyrlos, julukan Olympiakos, pada awalnya. Pola serangan dibangun oleh Arthur Masuaku. Pemain berposisi full-back kiri itu berkerja sama dengan Seba untuk menaklukan Theo Walcott dan Hector Bellerin.

Sementara sisi kanan Olympiakos, yang dihuni Omar Elabdellaoui dan Felipe Pardo, terlihat lebih tenang. Mereka jarang naik ke sepertiga akhir pertahanan Arsenal layaknya Masuaku. Elabedllaoui dan Pardo naik ketika Masuaku atau Seba mulai mengalirkan bola ke arah tengah atau langsung menuju sisi kanan serangan Olympiakos.

Ketika menyerang pun, Olympiakos membuat formasi mereka tampak menjadi 4-2-4. Atau bahkan terkadang menjadi 2-4-4. Kedua sayap mereka terus berupaya melepaskan umpan-umpan silang ke dalam kotak penalti Arsenal.

Tapi sayangnya, Olympiakos sangat buruk ketika melakukan transisi dari serangan ke bertahan. Terutama pada sektor sebelah kiri, Bellerin maupun Walcott tidak mudah ditaklukan sisi kiri serangan Olympiakos.

Penyerangan kanan Arsenal sangat gencar ketika melancarkan serangan balik untuk memanfaatkan Masuaku yang sering terlambat turun ketika bertahan. Sehingga terkadang membuat pertahanan Olympiakos cuma diperjuangkan tiga pemain, bahkan terkadang hanya dua orang saja
Organisasi pertahanan Olympiakos pun diperburuk dengan tindakan buru-buru. Dua bek tengah Olympiakos selalu terpancing merebut bola dari The Gunners secara tergesa-gesa. Ditambah penjagaan mereka kepada para pemain Arsenal meninggalkan jarak cukup lebar. Gol kedua Giroud merupakan salah satu dampak dari buruknya transisi bertahan Olympiakos.

Pressing Ketat Arsenal

Arsenal sadar jika Olympiakos sering mengawali serangan melalui kedua full-back. Mereka kemudian pelan-pelan mengalirkan bola ke depan melalui operan-operan pendek. Maka, Arsene Wenger mengintruksikan Per Mertesacker dkk. melancarkan tekanan ketat di lini depan. Giroud selalu membayang-bayangi dua bek Olympiakos. Sementara, Walcott melakukan gangguan di sebelah kanan dan Joel Campbell di sisi kiri. Terkadang, keduanya bertukar posisi.

Arsenal tidak membiarkan Olympiakos memainkan bola terlalu lama. Sehingga upaya perebutan bola selalu dilakukan lini depan Arsenal agar mendapat si kulit bundar didapatkan secepat mungkin, kemudian memanfaatkan celah-celah sepeninggal para bek Olympiakos.

Tekanan ketat Arsenal itu membuat pertahanan mereka pelan-pelan meninggi. Empat bek Arsenal merangkak naik ke garis tengah lapangan. Sehingga para pemain depan Olympiakos pun ikut terpancing turun ke belakang. Ideye ikut tertarik ke setengah lapangan.
Begitu juga Kostantinos Fortounis, gelandang serang Olympiakos, harus membangun serangan lebih ke bawah. Pasalnya, Luka Milivojevic mendapat tekanan dari Mesut Oezil, sementara Pajtim Kasami sering bergerak melebar ke kiri maupun kanan. Hal itu dilakukan agar mebuka ruang bagi full-back untuk bergerak.

Arsenal seolah ingin menguasai area wilayah lawan yang membuat aliran serangan Olympiakos menjadi tidak jelas. Mereka terpaksa memainkan umpan-umpan jauh, tapi jarak pemain yang terlalu lebar justru membuat tidak efektif. Umpan-umpan yang dikirimkan ke berbagai sisi justru lebih sering diintersepsi pemain Arsenal. Dalam urusan ini, Arsenal memiliki jarak antara pemain cukup rapat. Sehingga bisa memotong aliran bola para pemain Olympiakos yang terlalu lebar ke kanan maupun kiri.

Brown Ideye Tidak Mendapatkan Suplai

Olympiakos gagal memanfaatkan lebar lapangan. Otomatis serangan melalui lini sayap tidak berfungsi. Para pemain sayap Olympiakos terkadang lebih memilih bergerak ke tangah, kemudian melepaskan tendangan jarak jauh yang melenceng, ketimbang memberi suplai kepada Ideye.

Mereka melepaskan delapan percobaan tembakan jarak jauh. Hanya tiga tepat sasaran. Olympiakos cuma tiga kali mendapat kesempatan menendang di dalam kotak penalti Arsenal. Tapi cuma satu yang tepat sasaran.

Hanya saja dari semua percobaan tendangan tersebut tidak ada yang dilakukan Ideye, yang sejatinya merupakan ujung tombak Olympiakos. Dirinya tidak mendapatkan ruang gerak bebas karena kawalan duet Mertesacker dan Laurent Koscielny.

Kedua bek 'Tim Gudang Peluru' tersebut memiliki jarak yang cukup rapat dalam melakukan penjagaan. Antara Koscielny maupun Mertesacker jarang terpancing pergerakan Ideye. Antara dua bek Arsenal tersebut, cukup berhasil menghalau aliran bola kepada Ideye. Total, keduanya berhasil melakukan enam intersepsi.

Tentu tugas mereka terbantu oleh Bellerin dan Nacho Monreal yang berhasil meredam kedua sayap Olympiakos, terutama mencegah umpan-umpan silang. Umpan silang Olympiakos cuma dua kali yang tepat sasaran (kecuali tendangan sudut). Sehingga Mertesacker dan Koscielny tidak terlalu susah payah melakukan duel udara.

Tidak Cuma Giroud, Aaron Ramsey Juga Tampil Gemilang

Aaron Ramsey memberikan kontribusi cukup besar pada pertandingan ini. Dirinya rajin bergerak memberi tekanan ke depan. Arsenal pun terkadang mengubah formasi 4-1-4-1 ketika melancarkan serangan.

Ketika bertahan, Ramsey nampak memikul beban ekstra. Dirinya seolah harus berada di mana-mana. Selain di tengah, ia kerap terlihat berada di kanan mau pun kiri, atau berlari mengejar bola ketika dikuasai pertahanan lawan.

Tapi, penjagaan kepada Fortounis-lah yang paling berpengaruh. Pasalnya, Fortounis menjadi pemain Olympiakos kedua yang paling aktif setelah Masuaku saat pertandingan ini. Fortounis juga berperan menghubungkan antara sisi kanan dan kiri serangan Olympiakos. Fortounis lantas menjadi kawalan pemain asal Wales tersebut.

Sial bagi Arsenal, Ramsey harus mendapatkan kartu kuning pada menit ke-18 akibat menjegal Fortounis. Kartu kuning tersebut membuatnya tidak terlalu agresif menjaga pemain bernomor punggung tujuh Olympiakos itu. Ramsey cuma membayang-bayangi saja, namun cukup efektif meredam Fortounis selama pertandingan. Selain Fortounis, Ramsey juga terkadang harus berlari cukup jauh untuk mengawal Kasami di area pertahanan lawan.

Di sisi lain, keunggulan Ramsey pada pertandingan tersebut yaitu ketika membantu menyerang. Dirinya menghubungkan lini pertahanan dan serangan sangat baik. Operan bola dari Ramsey saat itu memiliki rataan 85 persen. Tentu tidak akan ada gol pertama jika bukan karena assist darinya.

Setelah keunggulan 1-0, permainan Olympiakos menjadi semakin terbuka untuk mengejar ketertinggalan. Hal tersebut menjadi semakin terbuka bagi Arsenal untuk menceploskan dua gol berikutnya. Termasuk gol ketiga melalui eksekusi penalti.
Grafis penampilan Aaron Ramsey. Sumber : Fourfourtwo Statszone.

Kesimpulan
Olympiakos tidak bermain untuk mengamankan poin. Mereka tetap bermain menyerang secara terbuka, namun tidak diimbangi transisi bertahan dengan baik. Sementara Arsenal sangat jeli melihat kekosongan-kekosongan di pertahanan Olympiakos, akibat terlambat bertahan setelah melancarkan serangan.

Kejelian Arsenal ini memanfaatkan celah-celah di lini pertahanan Olympiakos saat melakukan serangan balik menjadi kunci bagaiamana The Gunners mengobrak-abrik pertahanan lawan. Skor 3-0 mencerminkan betapa strategi ini terbukti efektif untuk menaklukkan Olympiakos.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar