Jumat, 25 Desember 2015

Ini Saran Pedagang ke Pemerintah Agar Harga Sembako Stabil

Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) memberikan 4 saran untuk mengatasi naik turunnya harga bahan pokok belakangan ini. Apa saja saran dari pedagang pasar itu?

Pertama, pemerintah diminta segera memastikan dan melakukan pemetaan wilayah produksi pangan nasional. Hal ini dinilai penting agar masyarakat dapat melihat secara utuh apa saja yang menjadi kendala dan menyebabkan terjadinya kenaikan harga pada beberapa barang kebutuhan pokok.

"Untuk itu validitas data menjadi sangat penting guna menjadi acuan. Kementerian Pertanian (Kementan) juga harus memastikan sektor hulu terkendali sesuai dengan data yang dimiliki," kata Ketua Umum IKAPPI Abdullah Mansuri dalam pesan singkat kepada detikFinance di Jakarta, Sabtu (26/12/2015).

Kedua, Pemerintah harus memastikan kelancaran jalur distribusi dari petani di daerah produksi pangan hingga ke pasar tradisional. Untuk itu harus ada kerjasama lintas Kementerian dan lembaga seperti Kementerian Pertanian, Kementerian Perhubungan, Kementerian Perdagangan (Kemendag), hingga Kepolisian.

"Hal ini penting guna memastikan jalur distribusi tersebut tidak mengalami hambatan dan kendala. IKAPPI juga mengusulkan adanya subsidi distribusi yang dapat menekan lonjakan harga barang," ucap Mansuri.

"Seperti yang kita ketahui bersama bahwa selama ini, biaya distribusi mempengaruhi harga barang hingga 21% lebih. Maka subsidi distribusi dan pemangkasan jalur distribusi dapat mengurangi lonjakan harga. Untuk mewujudkan itu semua, sekali lagi pemerintah harus duduk bersama agar bisa memangkas rantai distribusi barang yang cukup panjang," kata Mansuri

Ketiga, pemerintah harus bersikap tegas terhadap pihak pihak yang melakukan aksi penimbunan. Sebab, aksi semacam inilah yang akhirnya menyudutkan pedagang pasar, seakan-akan pedagang pasar yang melakukan aksi ambil untung dari situasi yang ada.

"Padahal, pedagang adalah korban dari aksi nakal para penimbun ini. Bila komoditas tertentu langka, pasti harga beli pedagang ke pemasok juga naik. Harga yang tinggi ini menyebabkan menurunnya pembeli sehingga turut pula berdampak pada penurunan omzet pedagang," tutur Mansuri.

Keempat, melakukan edukasi kepada konsumen terkait asumsi yang sering kali berkembang bahwa setiap kali menjelang hari besar keagamaan 'pasti barang barang mahal'.

"Asumsi ini mendorong mereka untuk melakukan aksi beli dalam skala besar sebagai stok untuk mencukupi kebutuhan saat hari besar keagamaan seperti Idul Fitri dan Natal. Hal ini bila tidak disikapi dengan menjaga ketersediaan barang dan alur distribusi akan menimbulkan masalah kelangkaan barang," tukasnya.

Mansuri menambahkan, para pedagang pasar tradisional juga siap bekerja sama dengan Pemerintah baik di pusat maupun daerah guna menjaga stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok ini.(sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar